H-68

11 November

Hari ini Mbak Oki dan Kang Ronny kembali ke KL. Pagii sekali Kang Tedja dan Mbak Iwed sudah menjemput ke hotel. Setelah mengantar ke bandara, Mbak Iwed dan Kang Tedja kembali ke hotel untuk mengajak kami sarapan.

Kami sarapan di kedai khas Palembang di Pasar Kuto. Laksan, Lakso, Celimpungan, Sate pentol ikan, pempek, otak-otak, kumbu, kopi susu dan kopi pahit menemani obrolan kami pagi itu. Bapak berkaos putih di samping Abah di foto ikutan ngobrol. Beliau rupanya Dokter Spesialis Jantung. Cerita lengkap tentang sarapan pagi ini ada di sini

Siangnya saya, Mbak Iwed dan Abah hunting blazer songket pesanan Mbak Okina, sekalian melihat harta karun Palembang berupa songket. Songket Palembang memang terkenal akan kecantikan motifnya.

Malam harinya kami makan malam dengan Mbak Iwed, Mbak Wati dan Mas Yon

Mbak Wati adalah adik ipar Mbak Iwed dan Mas Yon adalah suami Mbak Wati.

Salah satu misi perjalanan Unlocking Indonesia’s Treasure adalah bertemu local hero yaitu orang-orang kebanyakan tapi dengan yang dia miliki mampu bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Nah Mas Yon dan Mbak Wati adalah salah satu local hero yang berhasil kami ‘tangkap’ kebaikannya. Curious, saya bertanya pada Mbak Wati, untuk ap alat-alat yang tersusun rapi di gudangnya. Rupaya mereka meminjamkan perlengkapan untuk pesta nikah secara gratis pada orang-orang tidak mampu di sekitarnya. Perlengkapan yang dipinjamkan antara lain sound system, baju pengantin, perlengkapan makan dll. Bahkan terkadang jika calon pengantin tidak mampu, Mbak Wati membayari perias pengantinnya. Tidak hanya meminjamkan, terkadang Mas Yon juga jadi operator sound sistem dan menunggu seharian hingga acara selesai. Mbak Wati bilang, jadi dana para pengantin ini bisa dihemat dan dialokasikan pada hal-hal lain yang lebih penting.